Postingan

Krisis Identitas — Dunia terus Berubah, tapi Kamu Jangan Sampai Hilang Arah!

Gambar
By Freepik.com Pernah ngerasa kayak Piko ? Sibuk jadi semua orang, tapi lupa jadi diri sendiri. Piko adalah anak muda yang aktif banget di media sosial. Setiap hari, algoritma di ponselnya menampilkan gaya hidup baru kaya olahraga padel , outfit minimalis , rutinitas produktif versi influencer, sampai profesi yang lagi naik daun seperti software engineer atau content creator . Awalnya, Piko cuma ingin mencoba hal baru. Tapi tanpa sadar, ia jadi terus-menerus menyesuaikan diri dengan tren yang sedang viral. Begitu tren meredup, semangatnya ikut padam. Lama-kelamaan, Piko mulai kehilangan arah, ia nggak tahu lagi apa yang benar-benar ia suka dan mana yang cuma ikut-ikutan supaya diterima. Sampai suatu malam, Piko bertanya ke dirinya sendiri “Kalau semua ini berhenti... aku sebenarnya siapa?” Apa Itu Krisis Identitas ?

Stop Bandingin Diri, Yuk Kalahkan Rasa Insecure!

Gambar
  By Freepik.com Piko selalu dikenal sebagai sosok yang percaya diri. Ia selalu tampil apa adanya tanpa rasa canggung. Tapi semuanya berubah sejak tantenya sering menyinggung soal fisiknya. Komentar-komentar itu lama-lama membuat Piko ragu dengan dirinya sendiri. Ditambah lagi, tiap buka media sosial, Piko melihat orang-orang yang terlihat "sempurna". Rasa percaya diri yang dulu kuat, pelan-pelan pudar, diganti dengan rasa minder dan insecure. Tanpa sadar, Piko mulai sering membandingkan dirinya dengan orang lain dan merasa seolah dirinya nggak berharga. Pernah nggak kamu ada di posisi yang sama kayak Piko? Apa Itu Insecure?

Jangan Abaikan Kesehatan Mentalmu: Belajar dari Kisah Piko

Gambar
 Ditulis oleh Bidang Multimedia  By Freepik.com Piko adalah seorang mahasiswa semester akhir. Hidupnya saat ini dipenuhi dengan tumpukan draft skripsi, bimbingan dosen yang bikin deg-degan, serta rasa khawatir akan masa depan. Di kepalanya, suara-suara kecil tak henti-hentinya bertanya: “Kalau gagal, gimana? Kalau orang tua kecewa, gimana?” Semakin lama, kecemasan itu mulai menggerogoti dirinya. Piko jadi sulit tidur, sering menarik diri dari teman-temannya, dan bahkan tidak sadar kalau sebenarnya ia sedang berada dalam kondisi kesehatan mental yang terganggu. Cerita Piko mungkin tidak asing. Banyak dari kita yang juga pernah atau sedang mengalami hal yang sama. Karena faktanya, kesehatan mental bukan hanya tentang “ada atau tidaknya gangguan kejiwaan,” tapi juga tentang bagaimana pikiran dan perasaan kita memengaruhi cara kita berpikir, bersikap, dan mengambil keputusan dalam hidup sehari-hari. Kalau dibiarkan, tekanan dan kecemasan bisa makin parah hingga berimbas buruk, buk...

Mengapa Kasus Bullying Marak di Kalangan Anak-Anak Hingga Remaja?

Gambar
Ditulis oleh Bidang Multimedia  Sumber: Freepik.com Genrengers, bullying sampai saat ini masih jadi momok nyata di sekitar kita. Bukan cuma sekadar ejekan di lorong sekolah atau sindiran halus di grup WhatsApp. Ini lebih dari itu. Ini soal luka yang dalam—gak kelihatan, tapi membekas lama. Pada Rabu, 23 April 2025, seorang siswa SMP di Gunungkidul mengalami trauma berat setelah menjadi korban bullying oleh kakak kelasnya. Ia sampai takut kembali ke sekolah, tempat yang seharusnya aman dan nyaman untuk belajar. Di Riau. Bocah SD usia 8 tahun meninggal dunia setelah mengalami perundungan dari teman sekelas. Iya, kamu nggak salah baca: anak 8 tahun. Korban bullying . Meninggal. Di Malang, video viral menunjukkan empat remaja putri menyeret dan mencekik temannya sendiri. Dan kita semua tahu, itu bukan kali pertama kasus kekerasan seperti ini terjadi dan disebar di media sosial seolah jadi “konten hiburan.” Apa Sebenarnya Bullying Itu?

NAPZA, Si Candu yang Membunuhmu

Gambar
Ditulis oleh Bidang Multimedia By Freepik.com Pernah nggak kepikiran, kenapa sekarang banyak remaja yang ketangkep, overdosis, atau bahkan kehilangan masa depannya gara-gara narkoba? Padahal awalnya cuma coba-coba, katanya sih biar “gaul”, biar “diakui”, atau sekadar pengen tahu rasanya. Tapi sekali kamu nyentuh NAPZA , itu bukan cuma tubuhmu yang kena, tapi hidupmu bisa hancur pelan-pelan.

Remaja Cerdas Menolak Seks Bebas

Gambar
Ditulis oleh Bidang Multimedia  By Freepik.com Menurut BKBN (2024), sekitar 59% remaja perempuan dan 74% remaja laki-laki pernah melakukan hubungan seksual di usia 15-19 tahun. Kok bisa ya?  Ternyata hal ini disinyalir karena gaya pacaran remaja saat ini yang udah nggak sehat loh. Di awal hubungan mungkin terlihat normal dan penuh kasih sayang, tetapi terkadang kasih sayang yang diberikan suka dimanipulasi dengan bentuk ajakan melakukan hubungan seksual. Hal ini tentu akan mengarah pada perilaku seks bebas. Seks bebas adalah aktivitas seksual yang dilakukan tanpa adanya ikatan pernikahan. Perilaku ini rentan di kalangan remaja dan hal tersebut tentu menjadi perhatian serius karena tidak hanya bertentangan dengan nilai norma saja, tetapi juga berisiko menimbulkan dampak negatif yang dapat menghancurkan masa depan.

Child Grooming: Eksploitasi Kepolosan Anak

Gambar
Ditulis oleh Bidang Multimedia  By Freepik.com Pelecehan seksual menjadi isu yang mengkhawatirkan di lingkungan masyarakat sejak dulu. Banyak kasus pelecehan seksual yang sering kali tidak terdengar karena korban merasa malu atau bahkan terancam ketika mengungkapkan apa yang dialaminya. Sasaran pelecehan seksual juga tak pandang umur. Anak-anak yang seharusnya dilindungi, jutru rentan menjadi korban pelecehan seksual berupa child grooming. Pemberitaan mengenai child grooming baru-baru ini mencuat setelah adanya sebuah rumor seorang selebriti berusia dewasa pernah mengencani seorang anak di bawah umur. Kasus seperti ini sudah sering terjadi di lingkungan sosial. Banyak orang berpikir hal tersebut normal-normal saja jika pelaku dan korban saling suka dan cinta. Nyatanya, kasih sayang yang diberikan pelaku hanyalah manipulasi semata agar pelaku dapat membelenggu korban dalan jerat eksploitasi seksual. Child grooming adalah manipulasi psikologis yang dilakukan orang dewasa untuk memb...