YUK PEDULI KESEHATAN MENTAL REMAJA!

 Ditulis oleh: Zahra Kirani (PSKS)

Apa yang terlintas dalam pikiran kalian jika ditanya arti sehat mental? Beberapa dari kita mungkin menjawab sehat mental artinya tidak sakit jiwa. Beberapa yang lain mungkin menjawab sehat mental berarti jadi orang yang normal saja. Menurut KBBI, istilah mental mengacu pada pikiran dan sifat manusia, bukan tubuh atau energi. Kesehatan mental dapat diartikan sebagai perasaan sejahtera yang utuh dari dalam, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan tertentu. Orang yang sehat mental kompatibel dalam semua aspek psikologis (pikiran, perasaan, dan perilaku) sehingga mereka dapat memenuhi kehidupannya secara optimal dan memiliki hubungan yang memuaskan dengan diri sendiri dan orang lain.

Karena minimnya pengetahuan akan hal tersebut, kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental harus mulai dikembangkan, termasuk kesehatan mental remaja. Masa remaja merupakan salah satu tahapan penting dalam kehidupan manusia. Masa remaja adalah masa mencari jati diri. Mereka sangat penasaran dengan perkembangan sosial dan tren yang terjadi. Sayangnya, remaja sangat mudah menangkap semua hal di sekitarnya yang menurutnya menarik tanpa mempertimbangkan efeknya lebih jauh.

Menurut data WHO pada tahun 2019, belakangan ini stres lebih sering muncul karena beberapa hal sebagai berikut:

1.     Ketakutan dan kecemasan mengenai kesehatan diri maupun kesehatan orang lain yang disayangi

2.     Perubahan pola tidur dan pola makan

3.     Sulit tidur dan konsentrasi

4.     Menggunakan obat-obatan

Hal ini juga serupa dengan penyebab dari perubahan kesehatan mental pada kalangan Mahasiswa di Indonesia. Ironinya, hal ini acap kali terjadi dan dianggap lazim di masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, dampak yang muncul akibat perubahan kesehatan mental sangat patut diwaspadai. Kondisi itu dapat memberikan dampak pada kesehatan mental seperti kecemasan, kesepian, depresi, berduka, hingga perilaku berisiko.

1. Perubahan perilaku

Ini merupakan tanda munculnya penyakit mental pada anak yang tergolong mudah Anda sadari melalui aktivitas sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah. Ketika anak menjadi lebih sering bertengkar, cenderung kasar, hingga berkata kasar yang menyakitkan orang lain padahal sebelumnya tidak, Anda perlu curiga. Tak hanya itu saja, Anda juga mungkin melihat perubahan perilaku anak seperti menjadi lebih mudah marah dan merasa frustasi.

2. Perubahan mood

Tanda penyakit mental lainnya adalah mood atau suasana hati anak yang berubah secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa berlangsung sebentar hingga dalam jangka waktu yang tidak menentu.

Tentunya, hal ini bisa mengakibatkan masalah pada hubungan dengan keluarga serta teman sebaya. Ini merupakan gejala umum dari depresiADHD, hingga kelainan bipolar.

3. Kesulitan berkonsentrasi

Anak-anak yang menderita gangguan mental cenderung sulit fokus atau memperhatikan dalam waktu yang lama. Selain itu, mereka juga memiliki kesulitan untuk duduk diam dan membaca. Tanda penyakit mental yang satu ini dapat menyebabkan menurunnya performa di sekolah juga perkembangan otaknya.

4. Penurunan berat badan

Tahukah Anda bahwa gangguan mental juga dapat memengaruhi kondisi fisik anak? Tak hanya karena penyakit fisik, berat badan yang menurun drastis juga bisa menjadi tanda penyakit mental anak. Gangguan makan, stres, hingga depresi dapat menjadi penyebab anak kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah yang berkelanjutan.

5. Menyakiti diri sendiri

Perhatikan saat anak sering mengalami kekhawatiran serta rasa takut berlebih. Perasaan ini dapat berujung pada keinginannya untuk menyakiti diri sendiri. Biasanya, ini menjadi akumulasi dari perasaan stres serta menyalahkan diri sendiri karena gangguan mental juga mengakibatkan anak sulit mengelola emosi. Ini juga menjadi tanda gangguan mental pada anak yang perlu Anda cermati karena tidak menutup kemungkinan berujung pada percobaan bunuh diri.

6. Muncul berbagai masalah kesehatan

Penyakit atau gangguan mental juga dapat ditandai dengan masalah pada kesehatannya, misal anak mengalami sakit kepala dan sakit perut yang berkelanjutan.

7. Perasaan yang intens

Anak-anak kadang menghadapi perasaan takut yang berlebihan tanpa alasan. Tanda gangguan mental pada anak ini seperti menangis, berteriak atau mual disertai dengan perasaan sangat intens. Perasaan ini pun dapat menyebabkan efek seperti kesulitan bernapas, jantung berdebar atau bernapas dengan cepat, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari

Untuk menjaga kesehatan mental remaja, diperlukan sikap resiliensi, yakni proses untuk beradaptasi dalam menghadapi kesulitan, trauma, tragedi, ancaman atau sumber stres lainnya yang signifikan. Lingkungan akademik dapat terlibat menjaga kesehatan mental remaja dengan membuka akses dan pelayanan kesehatan mental di sekolah maupun universitas.  Selain itu, mewujudkan lingkungan sekolah, universitas yang aman bagi siswa, mahasiswa. Lingkungan pendidikan yang mendorong inklusivitas dan memahami perbedaan fisik, mental, status sosial, suku, agama, dan konstruksi sosial lain, diyakini lebih bisa menyehatkan bagi remaja. Faktor lain yang dapat mendukung kesehatan mental remaja adalah dengan memperhatikan kesehatan fisiknya. Dorong remaja untuk bisa menjaga kesehatan fisik melalui aktivitas seperti olahraga, membangun kebiasaan tidur yang teratur, serta pola makan sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Kesehatan, K. (2022, Juli 21). Mengenal Pentingnya Kesehatan Mental pada Remaja. Retrieved from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/362/mengenal-pentingnya-kesehatan-mental-pada-remaja

Shela Ayu Melina, C. K. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Remaja Selama Pandemi Covid-19 : Tinjauan Literatur.

Syahrulloh, F. (2022, Juni 8). Remaja Kena Mental, Ini yang Harus Dilakukan. Retrieved from https://www.guesehat.com/pentingnya-kesehatan-mental-remaja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS POKOK dan FUNGSI HUMAS PIK-R AKSIOLOGI UNSOED

NGINTIP CIRI-CIRI ANTI-MAINSTREAM GENERASI STRAWBERRY! YUK KENALAN!

Ketidaksetaraan Gender dalam Akses Kesehatan Reproduksi