HINDARI NARKOBA DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH CERAH
Ditulis oleh:
Cahya Dewi Afifah (PSKS)
Ismayrenna Dwi S (PSKS)
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum; seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Berdasarkan survei dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2019 menunjukan 2,3 juta pelajar dan mahasiswa di Indonesia pernah menggunakan atau mengkonsumsi narkoba. Angka ini setara dengan 3,2 % dari populasi kelompok tersebut. Pada awalnya, remaja yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika mereka bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. Maka dari itu, hal tersebut memerlukan perhatian khusus karena generasi muda merupakan asset bangsa yang perlu dijaga.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
1. Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
2. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campurancampuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Terdapat banyak factor yang menyebabkan remaja menyalahgunakan narkoba, baik factor internal maupun eksternal. Adapun factor internal dan eksternal sebagai berikut :
A. Faktor Internal
1. Keluarga, contohnya jika seorang individu berada dalam lingkungan keluarga yang tidak harmonis (broken home) maka ia akan mudah merasa putus asa dan frustasi. Hal terparahnya ia akan mencari ketenangan diluar rumah dan kemungkinan besar menjadi konsumen narkoba.
2. Ekonomi, sedikitnya lapangan kerja dan sdm yang rendah menyebabkan orang kesulitan dalam mencari pekerjaan, jalan keluar bagi sebagian orang yang sudah putus asa ialah dengan menjadi kurir/pengedar narkoba.
3. Kepribadian, jika seorang individu memiliki sifat labil, tidak tegas, serta gampang terpengaruh maka ia dengan mudah terjerumus ke jurang narkoba.
B. Faktor Eksternal
1. Pergaulan, teman sebaya memiliki pengaruh yang cukup kuat bagi terjerumusnya seseorang ke lembah narkoba, yang biasanya diawali dengan ingin coba-coba, ataupun ikut-ikutan. Hal ini lebih dituju pada seseorang yang lemah pendirian.
2. Sosial, Lingkungan masyarakat yang baik, terkontrol dan memiliki organisasi yang baik akan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba.
Cara yang bisa dilakukan untuk menghindari narkoba :
- Kesadaran setiap individu, dengan mengetahui dan sadar jika narkoba adalag suatu hal yang berdampak negatif dan berbahaya bagi kesehatan dan kehidupan
- Mengembangkan potensi diri, dengan cara menggali potensi diri dan mengembangkannya melalui organisasi atau kegiatan yang positif dan bermanfaat, karena dengan hal ini akan meminimalisir seseorang untuk mendekati narkoba
- Berani, hal ini dalam artian berani dan tegas menolak ajakan untuk mengonsumsi narkoba
- Memilih lingkungan pertemanan yang sehat, karena dengan lingkungan yang sehat maka akan terhindar dari hal-hal negatif seperti narkoba
Contoh Kasus
Khalil Rafati, Mantan Pecandu Narkoba yang Sukses Jadi Miliader
Kasus dialami pria asal Amerika Serikat, yang mengalami bagaimana narkoba membawa ia ke jurang kehancuran. Ia sempat mengalami overdasis sembilan kali karena kecanduan narkoba. Hal itu membuat Khalil kulit dan sekujur tubuhnya pun penuh bisul selain itu hal ini juga berdampak pada kesehatan tubuhnya, salah satunya yaitu berat badan yang terus berkurang. Khalil memiliki keinginan untuk bisa lepas dari narkoba, akan tetapi sekali mencobanya ia merasa sangat susah dan selalu gagal untuk lepas dari pengaruh obat-obat an tersebut. Akan tetapi, setelah ia mengalami overdosis yang kesembilan kalinya ia menyadari tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya selain dirinya sendiri.
Setelah direhabilitasi, ia berusaha untuk menjalani hidup sehat, mengkonsumsi makanan sehat, menjaga pola makan dan hidup. Dengan kesehatan yang mulai membaik ia berusaha untuk merintis karir dengan membangun bisnis dari nol hingga sukses. Ia merasakan manfaat dari berhenti mengkonsumsi narkoba. Karena setelah ia lepas dari pengaruh obat-obatan tersebut, ia lebih bisa menikmati hidup dan membawa pengaruh positif bagu dirinya sendiri maupun orang lain.
Dari kasus tersebut kita bisa belajar bahwa sekali mencoba maka akan sulit untuk lepas. Dan mengkonsumsi narkoba adalah hal yang hanya membuang waktu kita. Yang semestinya kita bisa melakukan kegiatan positif jadi tidak produktif. Maka dari itu, semoga dengan tulisan ini bisa membawa manfaat yang baik yaitu memotivasi agar kita menjauhi narkoba, dan lebih melakukan hal-hal yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Karunia, Vanya. 2020, Cara Menghindari Narkoba. Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/17/134000269/cara-menghindari-narkoba
Muliana, Vina A. 2017, Khalil Rafati, Mantan Pecandu Narkoba yang Sukses Jadi Miliader. Liputan 6. https://www.liputan6.com/bisnis/read/2902672/khalil-rafati-mantan-pecandu-narkoba-yang-sukses-jadi-miliarder
Adminanggulan. Bahaya Narkoba Bagi Generasi Muda. KulonProgoKab.go.id. https://nanggulan.kulonprogokab.go.id/detil/114/bahaya-narkoba-bagi-generasi-muda
Komentar
Posting Komentar