GENRE
Penulis :
1. Abdul Rizal Himda
2. Wangi Setiyasih
“Pernikahan dini, bukanlah cinta yang terlarang ...” Temen-temen pernah
denger lagu itu ga? Yap! Itu lagu pernikahan dini yang dipopulerin sama Teh
Melly Goeslaw. Lagu itu bercerita tentang pernikahan dini. Pernikahan dini
merupakan pernikahan yang dilakukan oleh sepasang manusia yang sayangnya masih
dibawah umur alias masih remaja. Nah, di Aksara kali ini kita enggak bahas
pernikahan dini, kok, tapi yang bakal kita bahas itu soal salah satu penyebab
dibalik adanya pernikahan dini. Kira-kira, apa ya? Kan ada banyak tuh faktor
pendukung pernikahan usia muda, mulai dari budaya atau kultur masyarakat,
faktor ekonomi, sampai dengan faktor kebobolan. Dari segala macam indikator
tadi, kita bakal bahas soal “kebobolan” yang identik dengan seks bebas. Udah
siap temen-temen? Yuk langsung disimak ya!
Fenomena seks bebas udah gak asing lagi di kehidupan kita, yah. Dari
persepktif remaja seusia mahasiswa, buat temen-temen mahasiswa pasti udah mulai
sering kondangan ata bahkan denger cerita tentang hamil diluar nikah atau
kehamilan yang tidak diinginkan. Sangat di sayangkan, ya, temen-temen. Seks
bebas juga lekat banget sama gemerlap kehidupan masa muda. Masa muda merupakan
masa-masa dimana kita lagi penasaran-penasarannya sama segala hal yang ada di
tubuh kita. Selain itu, masa muda juga merupakan periode romansa semua manusia,
ya gak sih? Kadang dan bahkan banyak dari remaja udah ada yang memulai relasi
lawan jenis, tumbuh perasaan suka, dan pacaran atau sekedar mengikat janji aja.
Seks bebas sebenarnya bermula dari hal-hal yang kita sadari, tapi kita
lengah. Dari fenomena pacaran pada remaja, itu bisa jadi menjadi permulaan dari
perilaku seks bebas. Pacaran yang kita tahu merupakan hubungan saling suka, dan
tentunya diliputi rasa nafsu untuk memiliki sepenuhnya dari pasangannya. Selain
itu, didukung sama karakter remaja yang penasaran dan nekat untuk coba-coba.
Dari rasa penasaran dan nafsu tersebut, bisa saja menciptakan niat tidak baik
untuk melakukan hubungan seksual. Nah, dari pengantar yang kita antar tadi,
fenomena seks bebas erat kaitannya dengan pengetahuan soal seksualitas,
karakter remaja dan seputar masa remaja, dan juga fenomena pacaran. Dari sini,
kita bakal bahas satu-satu soal seks bebas dan teman-temannya.
Masa remaja adalah masa ketika seseorang mulai memasuki
masa pubertas, organ-organ seksualnya mulai matang karena hormone dan juga
mulai mengenal orientasi seksual. Orientasi seksual adalah ketertarikan
seseorang kepada orang lain secara fisik dan emosional. Orientasi seksual
dibagi menjadi 3 yaitu:
1. 1. Heteroseksual : jika seseorang tertarik
pada lain jenis kelamin.
2. 2. Homoseksual : jika seseorang tertarik pada
sesama jenis kelamin.
3. 3. Biseksual : apabila seseorang tertarik
pada kedua jenis kelamin sekaligus.
Perasaan yang menyebabkan seseorang merasakan
ketertarikan kepaada orang lain tidak lepas dari peran hormone pada syaraf yang
mengatur emosi dan membuat seseorang jadi punya perasaan tertarik secara
seksual dengan orang lain. Perasaan ini dapat menimbulkan perilaku ingin
memeluk, mencium, dan seterusnya untuk mencapai kepuasan seksual. Ketertarikan
pada lawan jenis pada remaja umumnya diwujudkan dengan pacaran. Gaya pacarana
remaja saat ini dengan sebelumnya sebenarnya tidak jauh berbeda. Namun, remajaa
sekarang lebih berani mengekspresikan rasa sayangnya ditempat terbuka. Tidak
sedikit pula remaja melakukan KNPI (kissing, necking, petting, intercours),
yaitu :
- Kissing diartikan mencium dengan hasrat
seksual.
- Necking yang artinya mencium di bagian leher
atau merangsang di bagian telinga
pasangan.
- Petting yang diartikan bercumbuan dengan
cara menggesek-gesekkan penis ke vagina dengan masih memakai baju, memegang
alat vital pasangan atau mngeluarkan sperma di luar vagina.
- Intercourse atau melakukan hubungan
seksual/bersetubuh selayaknya suami istri.
Perilaku itu makin berkembang akibat makin kurang
pedulinya lingkungan di sekitar remaja. Tindakan beresiko tersebut bisa
diminimalkan apabila remaja memiliki komunikasi yang baik dengan orang tua.
Namun, orang tua justru seringkali menghakimi atau melarang tanpa alasan yang
logis sehingga mebuat remaja menjauhi mereka.
Masa remaja adalah masa mencari jatidiri dan memiliki
keingintahuan yang tinggi terhadap beragai hal yang salah satunya dapat
berdampak negative seperti gaya pacaran yang bebas yang dapat beresiko hamil diluar nikah. Hal ini karena
remaja ingin mencoba hal-hal yang dilihatnya baik dari video maupun
artikel-artikel yang ada di internet. Namun, hamil diluar nikah buka hanya
disebabkan oleh factor pacaran. Ada beberapa factor lain yang menyebabkan hamil
di luar nikah diantaranya :
1. 1. Masalah keluarga
Anak-anak yang memiliki masalah keluarga cenderung tidak mendapatkan kasih saying dari keluarga atau tidak mersa aman di rumah. Selain itu, remaja juga kurang mendapatkan dukungan dari keluarga terkait masalah yang dihadapinya.
2. Kurang kontrol orang tua
Orang
tua yang tidak memiliki control atau terlalu ketat dalam mengontrol anaknya
membuat resiko hamil di luar nikah menjadi 14 kali lebih tinggi. Tidak tinggal
Bersama orang tua menyebabkan kurangnya pengawasan yang akhirnya membuat anak merasa bebas untuk bergaul
3. 3. Tidak tahu tentang kesehatan seksual dan
reproduksi
Penelitian
menunjukkan bahwa ketidaktahuan, mitos, dan kesalahpahaman tentang masalah seksual
lebih banyak terjadi pada kalangan remaja yang hamil diluar nikah.
Dari penjelasan di atas dapat
diketahui bahwa orang tua memiliki peran yang penting terhadap pergaulan
remaja. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan oleh remaja agar terhindar dari
perilaku pacran yang beresiko dan hail diluar nikah diantaranya;
1. Meningkatkan
keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan memperdalam ilmu agama yang
dianut.
2. Mencari
lingkungan pertemanan yang sehat dan membawa kearah yang lebih baik.
3. Mencari
pengetahuan mengenai seks pada guru yang tepat atau pada jurnal-jurnal ilmiah
yang tersedia di internet.
4. Carilah
kesibukan yang positif agar terhindar dari perilaku negative
Kehamilan diluar nikah merupakan faktor utama dan salah satu akibat dari
seks bebas. Kita sudah tahu faktor apa saja yang menyebabkan seks bebas
dilakukan. Banyak pihak yang kewalahan akibat adanya fenomena seks bebas ini
yang bermuara pada kehamilan dan pernikahan usia muda. Mulai maraknya pengajuan
dispensasi pernikahan, pengangguran, hingga infeksi menular seksual. Perlu kita
tahu semua, seks bebas selain berdampak pada kehidupan sosial seseorang,
berdampak juga pada kesehatan reproduksinya, loh. Seks bebas bukan sekedar
melakukan hubungan seksual sebelum menikah, namun juga fenomena pekerja seks
komersial, atau hubungan seksual yang didasari ekonomi, dan selain itu juga
hubungan suka sama suka yang bukan berarti memiliki hubungan istimewa.
Sejauh ini, kita mengaitakan seks bebas dengan istilah “kebobolan”, dan
ternyata seks bebas punya relasi juga dengan kehidupan ekonomi dan lifesyle
seseorang. Banyak teman-teman disekitar kita yang ternyata memiliki pola hidup
yang negatif seperti itu. Dan perlu kita ketahui, bahwa dampak yang paling
berbahaya dari seks bebas adalah terkena infeksi atau gangguan pada kesehatan
reproduksi. Mulai dari terjangkit infeksi pada organ reproduksi hingga
HIV/AIDS. Dampak yang merantai mulai dari gaya hidup yang negatif kemudian
meruntut terkena HIV/AIDS adalah kematian. Maka dari itu, kita semua harus menghindari
perbuatan tidak baik ini, tetap ingat pada cita-cita dan masa depan kita.
Pertahankan diri, jangan sampai terjerumus pada pola hidup yang tidak baik dan
selalu menjaga kesehatan diri.
Aksara edisi kali ini kita cukupkan dulu ya teman-teman, kita besok lanjut
ke pembahasan berikutnya yang pastinya lebih seru! Sampai jumpa di Aksara edisi
selanjutnya!
Sumber : https://rumahpengetahuan.web.id/perilaku-pacaran-remaja-beresiko/
https://www.sehatq.com/artikel/mencegah-hamil-di-luar-nikah
Booklet dan Leaflet Seri GenRe Direktorat Bina Ketahanan Remaja BKKBN 2018
Komentar
Posting Komentar