Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi (Faradilah Salsabila)

“#dirumahaja?” “bosen deh”, “pusing banyak tugas”, “serem deh sekarang kalau liat berita”, “sedih, ga bisa kumpul bereng temen” Hal diatas mungkin sering kita dengar atau bahkan kita rasakan? saat ini seluruh manusia tengah menghadapi perubahan kehidupan yang besar, yang disebabkan oleh adanya pandemi covid -19. Covid -19 ini menjadi pusat perhatian, dimana dampak yang ditimbulkannya sangat luas, pemberitaan-pemberitaannya pun santer ditayangkan seluruh media. Pandemi ini pula, membuat keseluruhan gerak manusia dibatasi, yang akhirnya muncul gerakan #dirumahaja untuk memutus rantai penyebaran dan menyelesaikan pandemi ini. Salah satu dampak dari pandemi ini dirasakan juga oleh remaja. Beban fisik serta psikologis dirasakan oleh remaja. Banyak mendengar berita buruk mengenai covid, lingkungan dan cara mereka bergaul berubah, beban pendidikan yang semakin bertambah, serta kondisi keluarga dimana tingkat konflik orang tua dan anak justru kini semakin meningkat, akhirnya menyeba

Yuk Kita Kenali Quarter Life Crisis Mulai dari Sekarang! (Ulfatun Sa’diyah)

“Duh, besok lulus kuliah kerja di mana ya? Atau mau lanjut kuliah lagi aja. Tapi...” “Si A, seumuran sama aku udah kerja sambil kuliah, kok aku ngga bisa ya?” “Aku salah jurusan kayaknya deh, ngga ada passion banget dibidang ini. Umur 21 tahun harusnya udah lulus kuliah, tapi ini...” “Temenku umur 22 udah tunangan, kok aku boro-boro, temen deket aja ngga punya.” Pernah merasakan hal tersebut? Atau bahkan sedang mengalaminya? Nah, mungkin kamu mengalami yang disebut Quarter Life Crisis (QLC). QLC secara sederhana dapat didefinisikan sebagai periode perubahan dari masa remaja ke masa dewasa awal yang membutuhkan banyak perjuangan baik lahir maupun batin. Perubahan-perubahan tersebut dapat tejadi di semua aspek kehidupan, baik secara emosi, fisik, maupun spiritual, sehingga tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan krisis emosional. Kiris tersebut bisa berupa kegalau-an terhadap karir, hubungan, ekonomi, keuangan, maupun masa depan.  QLC rata-rata dirasakan oleh i