Remaja Sehat, Mari Kenali Body Dysmorphic Disorder!
Hai PIKers! Remaja seperti kita-kita ini pasti udah enggak asing lagi bukan sama yang namanya media sosial? Sekarang, kita bisa banget untuk mengakses dan mencari kesenangan lewat internet yang mudah sekali ditemui dan digunakan. Tidak dapat dipungkiri, dampak kecil yang kita rasakan secara langsung adalah interaksi antar manusia yang berkurang akibat minimnya tatap muka atau pertemuan. Ungkapan bahagia, sedih, haru, sampai ujaran kebencian kini mudah sekali kita dapati lewat akses internet. Media sosial menjadi tempat bagi sebagian manusia untuk berkomunikasi melalui aplikasi yang berbeda-beda. Mark Hopkins (2008) menyebutkan bahwa media sosial adalah istilah yang tidak hanya mencakup berbagai platform Media Baru tetapi juga menyiratkan dimasukkannya sistem seperti FriendFeed, Facebook, dan lain-lain yang pada umumnya dianggap sebagai jejaring sosial. Idenya adalah platform media yang memiliki komponen sosial dan sebagai media komunikasi publik. Macam-macam media sosial yang popular di dunia akhir-akhir ini adalah twitter, facebook, instagram, pinterest, dsb. Melalui media sosial tersebut, kita dapat membagikan apapun yang kita kehendaki untuk menjadi asupan publik.
PIKers tau ngga, sih? Menurut APJII atau singkatan dari Asosiasi Penyelenggara jasa Internet Indonesia mengatakan bahawa 48% dari 88,1 juta orang pengguna internet itu merupakan masyarakat pengonsumsi internet harian. Itu artinya, warga Indonesia tidak bisa lepas dari gadget dan internet untuk mengakses media sosial setiap harinya. Salah satunya adalah gangguan jiwa akibat sosial media. Penelitian berjudul “A Tool to Help or Harm? Online Social Media Use and Adult Mental in Indonesia” yang dilakukan oleh Sujarwoto, Gindo, dan Adi pada tahun 2014 ini menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan medsos yang berlebihan berbahaya bagi kesehatan mental karena dapat menyebabkan depresi. Peningkatan penggunaan media sosial dikaitkan dengan peningkatan skor CES-D atau skala depresi pada seseorang sebesar 9 persen. Penggunaan media sosial yang selama ini kita anggap hanya dapat memberikan dampak secara fisik, ternyata secara nyata juga dapat menyerang bagian psikologis.
PIKers diluar sana pernah nggak sih, saat telah bermain media sosial dan melihat postingan teman-teman atau orang-orang di dunia maya, muncul rasa tidak percaya diri dengan tubuh kita sendiri? Wah, bahaya tuh! Seperti yang dilansir pada dosenpsikologi.com, hal tersebut dikenal dengan nama Body Dysmorphic Disorder (BDD). BDD merupakan salah satu dari enam belas jenis gangguan jiwa pada pengguna media sosial. Gangguan BDD adalah kondisi dimana penderitanya merasa tidak aman, terlalu takut atau tidak percaya diri pada tubuhnya sendiri. Gejala ini muncul diakibatkan oleh terbukannya akses media sosial terhadap penampungan komentar-komentar orang, serta semakin banyak orang yang perlu menampilkan dirinya yang paling baik secara fisik untuk dilihat orang lain. Menurut psikologis klinis Linda Setiawati, penggunaan media sosial secara berlebihan juga bisa berdampak negatif pada gambaran diri yang kurang baik.
Berdasarkan pada pembahasan yang sudah kami ulas tadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dampaknya benar-benar bisa sampai separah itu. Tidak hanya fisik, namun juga menyerang sisi psikologis kita. Nah, sebagai remaja yang pintar, kita juga harus pintar dalam mengontrol penggunaan media sosial untuk kita sendiri. Kalau kamu sudah mulai merasakan gejala BDD seperti di atas, wah buru-buru kontrol diri. Jangan sampai menyalahkan diri sendiri ya PIKers, love your body and your self too. Segera bicarakan dengan teman terdekatmu atau datang ke pelayanan konselor sebaya terdekat ya! Eits, PIK- Aksiologi Unsoed juga melayani sesi konseling, untuk info lebih lanjut silahkan hubungi media sosial kita ya! Yuk, jadi generasi berencana yang sehat, cerdas, dan ceria!
#SalamGenRe!
Source :
https://dosenpsikologi.com/gangguan-jiwa-akibat-sosial-media (Di akses 26 September 2019)
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190626100119-255-406497/medsos-sebabkan-gangguan-mental-pada-orang-indonesia (Di akses 26 September 2019)
Sujarwoto, Gindo, T., & Adi, C.P.(2014). A Tool to Help or Harm? Online Social Media Use and Adult Mental Health in Indonesia. International Journal Of Mental Health and Addiction, 17(4), 1076–1093
PIKers tau ngga, sih? Menurut APJII atau singkatan dari Asosiasi Penyelenggara jasa Internet Indonesia mengatakan bahawa 48% dari 88,1 juta orang pengguna internet itu merupakan masyarakat pengonsumsi internet harian. Itu artinya, warga Indonesia tidak bisa lepas dari gadget dan internet untuk mengakses media sosial setiap harinya. Salah satunya adalah gangguan jiwa akibat sosial media. Penelitian berjudul “A Tool to Help or Harm? Online Social Media Use and Adult Mental in Indonesia” yang dilakukan oleh Sujarwoto, Gindo, dan Adi pada tahun 2014 ini menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan medsos yang berlebihan berbahaya bagi kesehatan mental karena dapat menyebabkan depresi. Peningkatan penggunaan media sosial dikaitkan dengan peningkatan skor CES-D atau skala depresi pada seseorang sebesar 9 persen. Penggunaan media sosial yang selama ini kita anggap hanya dapat memberikan dampak secara fisik, ternyata secara nyata juga dapat menyerang bagian psikologis.
PIKers diluar sana pernah nggak sih, saat telah bermain media sosial dan melihat postingan teman-teman atau orang-orang di dunia maya, muncul rasa tidak percaya diri dengan tubuh kita sendiri? Wah, bahaya tuh! Seperti yang dilansir pada dosenpsikologi.com, hal tersebut dikenal dengan nama Body Dysmorphic Disorder (BDD). BDD merupakan salah satu dari enam belas jenis gangguan jiwa pada pengguna media sosial. Gangguan BDD adalah kondisi dimana penderitanya merasa tidak aman, terlalu takut atau tidak percaya diri pada tubuhnya sendiri. Gejala ini muncul diakibatkan oleh terbukannya akses media sosial terhadap penampungan komentar-komentar orang, serta semakin banyak orang yang perlu menampilkan dirinya yang paling baik secara fisik untuk dilihat orang lain. Menurut psikologis klinis Linda Setiawati, penggunaan media sosial secara berlebihan juga bisa berdampak negatif pada gambaran diri yang kurang baik.
Berdasarkan pada pembahasan yang sudah kami ulas tadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dampaknya benar-benar bisa sampai separah itu. Tidak hanya fisik, namun juga menyerang sisi psikologis kita. Nah, sebagai remaja yang pintar, kita juga harus pintar dalam mengontrol penggunaan media sosial untuk kita sendiri. Kalau kamu sudah mulai merasakan gejala BDD seperti di atas, wah buru-buru kontrol diri. Jangan sampai menyalahkan diri sendiri ya PIKers, love your body and your self too. Segera bicarakan dengan teman terdekatmu atau datang ke pelayanan konselor sebaya terdekat ya! Eits, PIK- Aksiologi Unsoed juga melayani sesi konseling, untuk info lebih lanjut silahkan hubungi media sosial kita ya! Yuk, jadi generasi berencana yang sehat, cerdas, dan ceria!
#SalamGenRe!
Source :
https://dosenpsikologi.com/gangguan-jiwa-akibat-sosial-media (Di akses 26 September 2019)
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190626100119-255-406497/medsos-sebabkan-gangguan-mental-pada-orang-indonesia (Di akses 26 September 2019)
Sujarwoto, Gindo, T., & Adi, C.P.(2014). A Tool to Help or Harm? Online Social Media Use and Adult Mental Health in Indonesia. International Journal Of Mental Health and Addiction, 17(4), 1076–1093
Komentar
Posting Komentar